Rawa Pening...... Sebuah danau cantik yang menghampar di tempat terendah antara tiga Gunung, Ungaran, Merbabu dan Telomoyo, merupakan salah satu tempat cantik yang menjadi tujuan utama para pelancong sekitar Semarang, terutama di hari libur.
Pemandangan danau yang indah, dengan di latar belakangi pegunungan dan perbukitan.... sangat menyejukkan mata yang memandang, apalagi ditambah dengan kesempatan untuk memancing dan berperahu ria berkeliling danau ..... mmmm makin asiiikk...
Danau yang terletak di empat kecamatan yaitu Banyubiru, Ambarawa, Bawen dan Tuntang ini mempunyai luas kurang lebih 2.670 hektar, juga cocok untuk dijadikan tempat mengabadikan sunrise dan sunset.... Untuk sahabat yang menyukai sensasi sunrise, silakan berkunjung ke Bukit Cinta Rawa Pening di pagi hari, dan buat sahabat pemburu sunset, juga bisa menyambangi desa Kesongo yang terletak di pinggir danau ini untuk mengabadikan moment indah matahari terbenam..... so, jadi lengkap kan....??
Sebenarnya saya sudah beberapa kali melewati rawa pening ini karena ada keperluan dari Jogja ke Semarang, namun yaaa..... hanya sekedar lewat saja... Baru beberapa hari yang lalulah saya benar2 sempat mendatangi rawa pening yang cantik ini.....
Tempat pertama yang saya kunjungi adalah Bukit Cinta Rawa Pening...... Kenapa namanya Bukit Cinta?? Katanya sih karena tempat wisata ini sering didatangi para pemuda pemudi yang sedang memadu cintaa....... Aduhai....... indahnyaaa....
Untuk menuju ke Bukit Cinta ini saya yang datang dari arah Magelang, didalam kota Ambarawa berbelok ke kanan ke Jalan Pemuda, mengikuti terus jalan ini yang kemudian dilanjutkan dengan jalan Banyu Biru Raya, trus ke jalan Wijayakusuma, terus lagi ke Jalan Durian dan Jalan Muncul Raya. Begitu kita melewati Jalan Muncul Raya, kita sudah berada di tepian Danau Rawa Pening. Setelah perjalanan sejauh kira-kira 5 km dari mulai Jalan Pemuda tadi, kita segera akan menemukan tempat wisata ini. Kawasan Pintu Gerbang yang cukup besar menyambut kedatangan para tamu yang akan melancong ke Bukit Cinta. Tersedia lapangan parkir yang luas untuk para pengunjung. Di pinggir lapangan parkir terdapat kios2 yang menjual aneka makanan dan oleh2 khas setempat. Wow...... ternyata saya datangnya kepagian..... baru ada satu mobil yang parkir.....
Bukit Cinta Rawa Pening |
Pintu Gerbang Masuk Bukit Cinta |
Kios di pinggir lapangan parkir |
Loket Tiket |
Tugu menggambarkan legenda Baru Klinthing |
Legenda Baru Klinthing - part 1 |
Walaupun bersedih, Nyai Selakanta merelakan suaminya untuk pergi bertapa .....Setelah lama ditinggalkan oleh sumi tercinta, Nyai Selakanta merasakan perubahan pada dirinya, perutnya semakin lama semakin membesar dan ternyata dia hamil ...... dan akhirnya diapun melahirkan.... tetapi betapa terkejutnya Nyai Selakanta melihat bahwa yang dilahirkannya adalah seekor naga bukan seorang bayi manusia, namun naga ini mempunyai suatu keajaiban yaitu bisa bicara. Nyai Selakanta memberi nama naga tersebut dengan Baru Klinthing, diambil dari nama tombak pusaka milik suaminya.
Nyai Selakanta tetap memelihara sang naga dengan kasih sayang walaupun dengan sembunyi-sembunyi karena dia tidak ingin orang lain tau bahwa dia melahirkan seekor naga. Dia ingin membesarkan sang naga sampai suatu saat sudah cukup besar dan kuat untuk diminta pergi ke Bukit Tugur untuk bertapa. Suatu saat sang naga yang sudah beranjak remaja menanyakan perihal siapa ayahnya. Dengan sedih Nyai Selakanta menyebutkan bahwa Ki Hajar adalah ayahnya, tetapi ayahnya sedang bertapa di lereng gunung Telomoyo. Nyai Selakanta kemudian menyuruh Baru Klinthing untuk pergi menemui ayahnya, dengan membawa tombak Baru Klinthing sebagai bukti bahwa dia adalah benar anak dari Ki Hajar.
Legenda baru Klinthing - part 2 |
Melihat tombak Baru Klinthing, Ki Hajar mulai percaya, tetapi dia masih merasa ragu. Kemudian Ki Hajar menantang Baru Klinthing, apabila Baru Klinthing bisa mengitari Gunung Telomoyo, barulah dia mengakuinya sebagai anak. Dengan kesaktian yang dimilikinya. Baru Klinting kemudian melakukannya, dan barulah Ki Hajar mengakuinya sebagai anak. Ki Hajar kemudin menyuruh Baru Klinthing utuk bertapa di bukit Tugur dengan harapan bahwa pada suatu saat kelak dia akan menjadi manusia.
Sementara itu, ada sebuah desa yang bernama Desa Pathok, desa ini sangat makmur, sayangnya penduduk desa ini adalah orang2 kaya yang sombong.... pada suatu hari mereka akan mengadakan perayaan sedekah bumi setelah panen, dimana pesta ini akan disediakan berbagai macam hiburan seni dan tari dan makanan yang lezat. Maka pergilah penduduk desa ini ke Bukit Tugur untuk mencari binatang buruan untuk dimasak. Tetapi setelah lelah seharian mencari binatang buruan, tak satupun yg mereka dapatkan... akhirnya mereka menemukan seekor naga dan naga inilah yang kemudian mereka potong dan masak untuk perayaan pesta tersebut.
Legenda Baru Klinthing - part 3 |
Dengan sedih Baru Klinthing pergi meninggalkan desa tersebut, Di tengah perjalanan dia bertemu dengan seorang janda tua bernama Nyi Latung. Nyi Latunglah yang kemudian menyelamatkan dan memberi makan baru Klinthing. Nyi Latung bercerita bahwa dia juga tidak diundang ke persta sedekah bumi karena penduduk desa yang sombong tersebut merasa jijik dengan dia.
Baru Klinthing pun marah mendengar cerita itu, dia berkata bahwa penduduk desa harus diberi pelajaran. Dia menyuruh Nyi Latung untuk menyiapkan sebuah lesung, apabila terdengar suara gemuruh, segeralah Nyi Latung untuk naik ke atas lesung tersebut.
Legenda Baru Klinthing - part 4 |
Legenda Baru Klinthing - part 5 (habis) |
Wah...... ternyata kisahnya panjang juga yaaa.......
Mari kita kembali ke Bukit Cinta... Setelah melewati tugu yang dilingkar naga, kita akan menemukan deretan anak tangga untuk mendaki bukit. Tangga ini dihiasi kiri dan kanannya berupa kepala dan ekor naga. Kepala Naga dipakai sebagai Ruang Pamer Ikan. Bukit Cinta tidak terlalu besar, hanya sekitar 2 hektar saja, jadi tidak susah untuk mendakinya.
Tangga menuju Bukit Cinta |
Ruang Pamer Ikan |
Tempat sembahyang |
Semacam Pendopo |
Salah satu Gazebo |
Area bermain anak |
Berikut adalah beberapa foto tampilan Bukit Cinta dan Dermaganya.
Dermaga Perahu |
Pemandangan Bukit Cinta dari Dermaga Perahu |
Tarif Sewa Perahu |
Tidaklah susah untuk mencari Rampung Rawa, saya hanya perlu berjalan kembali ke arah Jalan Pemuda, kemudian tepat di prapatan Jalan Pemuda dan Jalan Jend. M Sarbini saya berbelok ke kanan, berjalan sejauh kurang lebih 2 km, disebelah kanan akan kelihatan pintu masuk Kampoeng Rawa.
Kampoeng Rawa dari kejauhan |
Setelah mambayar tiket masuk sebesar Rp. 5 ribu untuk mobil, kemudian saya parkir di tempat parkir yang sudah disediakan, cukup luas lho sahabat......
Berhubung saya lapar, tentunya yang saya cari duluan adalah tempat makannya...... hehehe..... Ada dua pilihan tempat makan yang cozy, pertama yaitu Resto Apung dan yang kedua adalah Rumah makan lesehan dan pemancingan. Selain itu, apabila sahabat hanya ingin makan makanan "ringan", sahabat juga bisa mampir di beberapa warung UKM yang terdapat di sekitar area parkir.
Gerbang Resto Apung |
Resto Apung |
Naik perahu dulu..... |
Di dalam Resto Apung |
RM lesehan dan pemancingan |
Dermaga Perahu Wisata |
Perahu untuk disewakan |
Area bermain bebek air dan flying fox |
Bisa disewa lhooo..... |
Craftcenter |
Tips untuk sahabat :
- Bila datang kesini untuk tujuan bermain dengan anak, datanglah sepagi mungkin supaya bisa mendapatkan tempat yang bagus, dan tetap berhati2 menjaga anak2 karena ini adalah kawasan rawa, jangan sampai ada yang jatuh dan tenggelam....
Cheers
Bila sahabat punya saran, update, komentar mengenai tempat wisata ini, silakan diisi di BUKU TAMU yaa....
Baca Juga :
- 10 Tempat Wisata Di Semarang Yang Paling Terkenal Dan Keren Abis
- Umbul Sidomukti, Taman Renang Alam yang Bikin Awet Muda…!
- Candi Gendong Songo – Wisata Sejarah DI Lereng Gunung Ungaran
- Museum Kereta Api Ambarawa : Belajar Sejarah Perkeretaapian Indonesia
- Bersantai Sejenak Di Kopi Eva
- Menikmati Megahnya Mesjid Agung Jawa Tengah
- 10 Tempat Wisata Di Semarang Yang Paling Romantis, Wajib Dikunjungi
Tidak ada komentar:
Komentar baru tidak diizinkan.